Minggu, 04 November 2012

BAB III PROPOSAL PTK

BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Pengumpulan data dan analisis data merupakan hal yang esensial dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Pengumpulan data merupakan pekerjaan penelitian yang tidak dapat dihindari dalam kegiatan penelitian. Hubungan kerja (fieldwork relation) antara peneliti atau kelompok peneliti denga subjek penelitian hanya berlaku untuk pengumpulan data penelitian.
Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK), diperlukan sumber-sumber yang relevan. Selain itu peneliti juga perlu mengetahui data-data apa saja yang perlu dikumpulkan dalam penyusunan PTK.
Untuk mendapatkan data yang valid peneliti harus mendapatkan dari sumber data yang valid dan akurat. Untuk mengumpulkan data penelitian, peneliti perlu menggunakan teknik-teknik dan dituntut kesiapan dalam menjalankan penelitian tersebut. Pemnilihan dan penggunaan teknik pengumpulan data harus disertai dengan alasan yang tepat. Sedangkan informan penelitian merupakan subjek yang memberikan informasi tentang fenomena-fenomena situasi sosial yang berlaku dilapangan. Informan penelitian merupakan subjek yang memiliki hubungan karakteristik dengan situasi sosial yang diteliti.
Tahapan ketiga komponen dalam penelitian tindakan kelas dapat dijalan secara bersamaan dalam rangka mencari jawaban masalah dari subjek penelitian.

Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat disusun perumusan masalah sebagai berikut:
Bagaimanakah teknik pengumpulan data dalam Penelitian Tindakan Kelas?
Bagaimanakah analisis data dalam Penelitian Tindakan Kelas?
Bagaimanakah cara menyusun kisi-kisi instrumen ukur dalam Penelitian Tindakan Kelas?
Bagaimanakah contoh dari proposal skripsi bab III?

BAB II
PEMBAHASAN
Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dapat dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan beberapa teknik pengumpulan data. Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) teknik pengumpulan data yang populer digunakan, sebagai berikut:
Observasi Partisipatif
Untuk melakukan observasi partisipatif dituntut seorang peneliti harus berpera serta dalam kegiatan-kegiatan atau aktifitas-aktifitas subjek yang sesuai dengan tema atau fokus masalah yang ingin dicari jawabannya. Kehadiran peneliti untuk diterima dan dapat berperan bersama-sama subjek penelitian secara mendalam dengan tidak lepas dari orientasi tujuan utama yaitu sebagai peneliti. Dalam hal ini, seorang dituntut untuk sebanyak-banyaknya mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan fokus masalah yang diteliti.
Observasi merupakan pengamatan (pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. Menurut Sudarwa Danim (2001:121) Penelitian Tindakan Kelas berada dilapangan, peneliti kebanyakan berurusan dengan fenomena dan gejala sosial. Fenomena itu perlu didekati oleh peneliti dengan terlibat langsung pada situasi real, tidak cukup meminta bantuan orang atau sebatas mendengar penuturan secara jarak jauh atau menggunakan pendekatan remote control. Uraian ini menunjukkan bahwa hubungan antara subjek penelitian dengan peneliti merupakan suatu keharusan dalam penelitian tindakan kelas (PTK).
Danim (2002:123) ada beberapa strategi bagi peneliti (observer) berperan serta dalam kegiatan subjek, yaitu:
Peneliti mendeklarasikan bahwa peneliti ikut memikul tanggung jawab maakala ada resiko atau kecelakaan yang muncul akibat kehadiran.
Observasi dilakukan melalui layar monitor sehingga secara langsung perilaku subjek.
Peneliti berperan sebagai pengamat penuh atau lengkap dari jarak dekat, yaitu sama sekali tidak berpartisipatif dalam kegiatan subjek, melainkan semata-mata hanya mengamati.
Atas kesepakatan antara peneliti dengan subjek peneliti terlibat secara lengkap dan secara utuh berperan serta dalam kegiatan-kegiatan subjek, dengan hanya sedikit perbedan antara peneliti dan subjek penelitian.
Mengikuti pemikiran strategi diatas, berikut ini disajikan beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam kerangka observasi partisipatif, yaitu:
Kesabaran dan kehati-hatian, peneliti dalam penelitian kualitatif dalam melaksanakan pengumpulan data dengan teknik observasi partisipatif dengan kontak langsung dengan responden, interaksi itu tidak dapat dihindarkan, oleh karena itu, peneliti haarus membangun raport yang baik dengan informan sehingga komunikasi dan dapat terbangun dengan baik. Komunikasi dan kerjasama merupakan modal utama bagi peneliti bisa mendapatkan informasi mengenai masalah, fenomena yang sedang diteliti. Ini dapat dijadikan wahana bagi peneliti untuk bergabung dengan subjek secara natural (alamiah). Untuk dapat mencapai komunikasi dan kerjasama yang baik, tentu seorang peneliti harus memiliki kesabaran dan kehati-hatian dalam rangka berinteraksi dengan situasi sosial subjek penelitian secara intensif, cermat, dan seksama dalam rangka membagun kerja sama dengan subjek penelitian.
Pemahaman atau situasi yang tampak, keberadaan peneliti dilapangan harus mampu melihat konflik yang berlaku diseting sosial yang diteliti, konflik dalam sebuah organisasi bisa saja terjadi, apakah nampak atau tidak. Terjadinya konflik internal dapat menyulitkan peneliti untuk mengidentifikasi dengan salah satu pihak yang memiliki informasi yang sahih. Dalam posisi seperti ini, peneliti tidak boleh terpancing dengan situasi itu, peneliti harus bersikap netral baik dalam tampilan fisik maupun dalam menanggapi persoalan tersebut. Apabila peneliti mengidentifikasi dari salah satu pihak saja, peneliti akan mengalam kesulitan untuk mencapai kemudahan untuk berinteraksi dengan pihak lain. Untuk itu, diperlukan keuletan dan kecerdasan peneliti dalam menangani dinamika yang berlaku dilapangan. Sehingga peneliti mendapatkan informasi atau data yang akurat dan terpercaya.
Perasaan merupakan indikator penting dari subjek karena dapat digunakan sebagai wahana untuk menggali informasi lebih meluas dan mendalam. Untuk dapat membangun komunikasi dan kerja sama yang baik, peneliti harus mampu menggali informasi dari reponden tentang gejala-gejala sosial yang sedang diteliti secara mendalam, untuk itu, peneliti harus paham dengan perasan informan, sehingga peneliti bisa memahami secara mendalam apa yang dirasakan oleh informan penelitian.
Estimasi durasi observasi langsung, kadang kala didalam organisasi atau lembaga sosial dan pendidikan kehadiran seseorang yang tidak ada hubungan secara formal seringkali mendapat respon yang negatif atau orang merasa risih atas kehadiran orang lain. Walaupun peneliti dapat membangun raport yang baik dengan subjek penelitian, peneliti harus memikirkan ketepatan waktu, atau membatasi waktu yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi subjek. Estimasi atas durasi ini penting, lama atau tidaknya waktu yang digunakan ditentukan oleh keperluan peneliti sampai sejauh mana ia menggali data, sehingga peneliti merasa cukup, dan dapat mengklarifikasi suatu fenomena yang diteliti.
Wawacara Mendalam
Teknik wawancara merupakan teknik pengumpulan data kualitatif dengan menggunakan instrumen yaitu pedoman wawancara. Wawancara dilakukan oleh peneliti dengan subjek penelitian yang terbatas. Untuk memperoleh data yang memadai sebagai cross check, seorang peneliti dapat menggunakan beberapa teknik wawancara yang terlibat dalam interaksi sosial yang dianggap kondisi subjek yang terlibat dalam interaksi sosial yang dianggap memiliki pengetahuan, mendalami situas dan mengetahui informasi untuk mewakili informasi atau data yang dibutuhkan untuk menjawab fokus penelitian.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan agar wawancara berlagsung efektif, sebagai berikut:
Bersikaplah sebagai pewawancara yang simpatik, yang berperhatian dan pendengar yang baik, tidak berperan terlalu aktif untuk menunjukkan bahwa anda menghargai pendapat peserta didik.
Bersikaplah netral dalam relevansinya dengan pelajaran.
Janganlah anda menyatakan pendapat anda sendiri tentang hal itu, atau mengomentari pendapat peserta didik.
Upayakan jangan menunjukkan sikap terheran-heran atau tidak menyetujui terhadap apa yang dinyatakan atau ditunjuk oleh peserta didik.
Bersikaplah tenang, tidak terburu-buru atau ragu-ragu, dan peserta didik akan menunjukkan sikap yang sama.
Mungkin peserta didik yang diwawancarai merasa takut kalau mereka menunjukkan sikap atau gagasan yang salah menurut ada, yakinkanlah peserta didik bahwa pendapatnya penting bagi peneliti, bahwa apa yang mereka pikirkan penting bagi peneliti dan wawancara ini buka tes atau ujian.
Secara khusus perhatikan bahasa yang anda gunakan untuk mewawancara, ajukan frasa yang sama pada setiap pertanyaan, selalu ingat akan garis besar tujuan wawancara, ulangi pertanyaan apabila peserta didik menjawab secara umum atau kabur sifatnya (Rochiati. 2006:118).
Adapun maksud mengadakan wawancara, seperti ditegaskan Licoln dan Guba (1985) dalam Moleong (2001:135), antara lain, untuk mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian tentang situasi sosial. Adapun model wawancara yang dapat digunakan oleh penelit kualitatif dalam melakukan penelitian, sebagai berikut:
Wawancara terstruktur
Wawancara terstruktur aadalah seorang pewawancara atau peneliti telah menentukan format masalah yang akan diwawancarai, yang berdasarkan masalah yang akan diteliti. Biasanya pertanyaan-pertanyaan yang diberikan pada responden telah ditentukan jawaban-jawabannya.
Wawancara tidak terstruktur
Wawancara tidak terstruktur merupakan seorang peneliti bebas menentukan fokus masalah wawancara, kegiatan wawancara mengalir seperti dalam percakapan biasa, yaitu mengikut dan menyesuaikan dengan situasi dan kondisi responden.
Sedangkan bentuk-bentuk pertanyaan dalam teknik wawancara, seperti dikemukakan Patton (1980) dalam Meleong (2001) memberikan enam macam bentuk pertanyaan, yaitu:
Pertanyaan yang berkaitan dengan pengalaman dan perilaku. Pertanyaan ini diajukan oleh peneliti, untuk mendapatkan deskripsi tentang pengalaman responden yang berhubunngan dengan data penelitian.
Contoh :
Bagaimana pengalaman bapak selama menjadi guru disekolah ini?
Pertanyaan yang berkaitan dengan pendapat. Pertanyaan ini diajukan untuk memahami proses kognitif atau apa yang difikirkan tentang masalah yang teliti .
Contoh :
Apa yang anda pikirkan tentang sekolah ini?
Bagaimana pendapat anda terhadap rendahnya prestasi siswa disekolah ini?
Pertanyaan yang berhubungan dengan perasaan. Pertanyaan ini bertujuan untuk melihat respon emosional seorang responden.
Contoh :
Apakah anda merasa takut, khawatir, senang, atau prihatin terhadap banyaknya siswa sekolah anda tidak lulus UN?
Pertanyaan berkaitan dengan pengetahuan. Pertanyaan ini ditunjukkan untuk memperoleh informasi tentang pengetahuan seorang responden pada fenomena atau kasus yang terjadi.
Contoh :
Bagaimanakah proses masuk sekolah ini?
Pertanyaan yang berkaitan dengan indera. Pertanyaan ini mengungkapkan data penelitian tentang apa yang dilihat, didengar, dipegang, dan lain sebagainya.
Contoh :
Apakah anda pernah melihat kepala sekolah anda marah?
Pertanyaan yang berkaitan dengan latar belakang. Pertanyaan ini berusaha menemukan jati diri seorang responden.
Contoh :
Apa pendidikan terakhir anda?
Berapa umur anda?

Studi Dokumentasi
Teknik ini merupakan penelaahan terhadap referensi-referensi yang berhubungan dengan fokus permasalahan penelitian. Dokumen-dokumen yang dimaksud adalah dokumen pribadi siswa, dokumen resmi, referensi-referensi, foto-foto. Data ini dapat bermanfaat bagi peneliti untuk menguji, menafsirkan bahkan untuk meramalkan jawaban dari fokus permasalahan penelitian. Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) studi dokumentasi, peneliti dapat mencari dan mengumpulkan data-data teks atau image.
Menurut Elliot, 1991 dalam rochiati 2006 ada beberapa macam dokumen yang dapat membantu peneliti dalam mengumpulkan data Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebagai berikut:
Silabus dan rencana pelajaran
Laporan diskusi-diskusi tentang kurikulum
Berbagai macam ujian dan tes
Laporan rapat
Laporan tugas peserta didik
Bagian-bagian dari buku teks yang digunakan dalam pembelajaran
Contoh essay yang ditulis peserta didik

Teknik Evaluasi/Tes
Teknik ini digunakan oleh peneliti untuk menguji subjek untuk mendapatkan data tentang hasil belajar peserta didik, dengan menggunakan butir-butir soal atau instrumen soal yang mengukur hasil belajar sesuai dengan bidang mata pelajaran yang diteliti.

ANALISIS DATA
Analisis dilaksanakan dengan melakukan telaah terhadap fenomena-fenomena atau peristiwa secara keseluruhan, maupun terhadap bagian-bagian yang membentuk fenomena tersebut serta hubungan keterkaitannya. Dalam penelitian tindakan kelas, analisis data dilakukan oleh peneliti semenjak awal pada setiap aspek kegiatan penelitian. Bogdan dan Taylor (1975:211) menyatakan bahwa analisis data dilakukan dengaan menguji kesesuaian antara data yang satu dengan data yang lain. Selanjutnya Sudjana (1989) menyatakan analisis data kualitatif bertolak dari fakta informasi di lapagan. Fakta atauinformasi tersebut kemudian diseleksi dan dikembangkan menjadi pertanyaan-pertanyaan yang penuh makna.
Dengan demikian, data atau informasi yang dikumpulkan yang berhubungan dengan pertanyaan penelitian akan dianalisis berupa pengelompokan dan pengkategorian data dalam aspek-aspek yang telah ditentukan, hasil pengelompokan tersebut dihubungkan dengan data yang lainnya untuk mendapatkan suatu kebenaran.
Menurut Miles dan Huberman (1986) menyatakan bahwa analisis data kualitatif tentang mempergunakan kata-kata yang selalu disusun dalam sebuah teks yang diperluka atau dideskripsikan. Pada saat memberikan makna pada data yang dikumpulkan, maka penulis menganalisis dan menginterpretasikan data. Karena penelitian bersifat kualitatif, maka data berlangsung mulai dari awal penelitian sampai penelitian berakhir yang dituangkan dalam laporan penelitian yang dilakukan secara simultan dan terus-menerus. Selanjutnya interpretasi atau penafsiran data dilakukan dengan mengacu pada rujukan teoritis yang berhubungan atau berkaitan dengan permasalahan penelitian.
Selanjutnya Sugiono (2007:335) “analisis data kualitatif adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil pengamatan (observasi), wawancara, catatan lapangan, dan studi dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke sintesis, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan mana yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain”.
Dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), ada dua jenis data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti, yaitu:
Data Kuantitatif
Dapat dianalisa secara deskriptif. Dalam hal ini peneliti menggunakan data analisis statistik deskriptif. Misalnya, mencari nilai rata-rata, presentase keberhasilan belajar, dan lain sebagainya.
Data Kualitatif
Merupakan data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang memberikan gambaran tentang ekspresi peserta didik berkaitan dengan tingkat pemahaman terhadap suatu mata pelajaran (kognitif), pandangan atau sikap (afektif), aktifitas peserta didik mengikuti pelajaran, perhatian, antusias dalam pembelajaran, kepercaayaan diri, motivasi belajar.
Analisis statistik deskriptif dapat digunakan untuk mengolah karakteristik data yang berkaitan dengan rata-rata, prosentase, menyajikan data yang menarik, mudah dibaca, dan dimaknai atau diinterpretasi secara deskripsi. Untuk data kualitatif yang berupa hasl observasi, pengamatan, studi dokumentasi Penelitian Tindakan Kelas, dapat dilakukan melalui analisis data model berikut ini:
Analisis model Miles dan Huberman
Analisis data Penelitian Tindakan Kelas, dapat dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:
Reduksi data
Display atau penyajian data
Mengambil kesimpulan dan verifikasi
Untuk melakukan analisis data peneliti harus mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
Reduksi data
Reduksi data merupakan proses pengumpulan data penelitian, seorang peneliti dapat menemukan kapan saja waktu untuk mendapatkan data yang banyak, apabila peneliti mampu menerapkan metode observasi, wawancara atau dari berbaga dokumen yang berhubungan dengan subjek yang diteliti. Maknanya pada tahap ini, peneliti harus bisa merekam data lapangan dalam bentuk catatan-catatan lapangan (field note), harus ditafsirkan atau diseleksi masing-masing data yang relevan dengan fokus masalah yang diteliti.
Selama proses reduksi data, peneliti dapat melanjutkan meringkas, mengkode, menemukan tema. Reduksi data berlangsung selama penelitian dilapangan sampai pelaporan penelitian selesai. Reduksi data merupakan analisis yang menajamkan untuk mengorganisasikan data, dengan demikian kesimpulannya dapat diverifikasi untuk dijadikan temuan penelitian terhadap masalah yang diteliti.
Melaksanakan penyajian data
Penyajian data kepada yang telah diperoleh ke dalam sejumlah matriks atau daftar kategori setiap data yang didapat, penyajian data biasanya digunakan berbentuk teks naratif. Dalam penyajian data disusun secara sistematis atau simultan sehingga data yang diperoleh dapat menjelaskan atau menjawab masalah yang diteliti. Maka dalam display data, peneliti disarankan untuk tidak gegabah dalam mengambil kesimpulan.
Mengambil kesimpulan
Mengambil kesimpulan merupakan analisis lanjutan dari reduksi data dan penyajian data, sehingga data dapat disimpulkan, dan peneliti masih berpeluang untuk menerima masukan. Penarikan kesimpulan sementara, masih dapat diuji kembali dengan data dilapangan, dengan cara merefleksi kembali, peneliti dapat bertukar pikiran dengan teman sejawat, triagulasi, sehingga kebenaran ilmiah dapat tercapai. Bila proses siklus interaktif ini berjalan dengan kontinu dan baik, maka keilmiahannya hasil penelitian dapat diterima. Setelah hasil penelitian telah diuji kebenarannya, maka peneliti dapat menarik kesimpulan dalam bentuk deskriptif sebagai laporan penelitian.

Analisis data model Spradley
Menurut Moleong (2001:13) penelitian budaya (etnografi) telah banyak digunakan dalam penelitian sosial dan pendidikan, untuk itu perlu bagi peneliti memahami tentang analisis daata yang digunakan dalam penelitian budaya.
Tahapan analisis tersebut dapat digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Adapun tahapan analisis kualitatif dapat berawal dari pelaksanaan penelitian sebagai berikut:
Memilih situasi sosial, tempat, subjek penelitian, aktivitas subjek.
Melakukan kajian awal di setting sosial di lapangan.
Melakukan observasi partisipatif, wawancara, dan studi dokumentasi.
Melakukan analisis domain.
Melakukan observasi dan wawancara terfokus.
Melaksanakan analisis taksonomi.
Melakukan observasi dan wawancara terseleksi.
Melakukan analisis komponensial.
Melakukan analisis tema.
Menemukan tema budaya.
Menyusun laporan penelitian.
Analisis data dalam Penelitian Tindakan kelas berdasarkan pada tahapan penelitian, yaitu:
Analisis Domain
Analisis domain dilakukan untuk memperoleh gambaran yang umum dan menyeluruh dari objek penelitian atau setting sosial. Domain-domain fenomena yang terjadi di lapangan, dilakukan dengan melakukan grand tour dan mini tour. Dalam analisis domain peneliti menetapkan domain-domain yang akan diteliti melalui fenomena-fenomena lapangan yang berhubungan dengan aktivitas, tempat, subjek, dan aktivitas di lapangan. Pengumpulan data lapangan sangat diperlukan sebagai dasar menjalankan penelitian, semaki banyak yang dipilih, maka semakin banyak waktu yang diperlukan untuk pengumpulan data dan analisis data, sehingga diharapkan mendapat temuan yang baik.
Analisis Taksonomi
Analisis taksonomi merupakan langkah lanjut dari analisis domain, hasil analisis domain tersebut dijabarkan lebih rinci dan lebih terfokus, sehingga nampak secara detail apa-apa yang berhubungan dengan domain-domain tersebut. Analisis taksonomi ini dilakukan dengaan menggunakan teknik observasi terfokus, wawancara mendalam, dan studi dokumen yang berhubungan dengan domain-domain yang diteliti.
Analisis Komponensial
Analisis komponensial merupakan kelanjutan dari analisis taksonomi, yang mana domain yang telah dijadikan fokus melalui analisis taksonomi. Dalam analisis komponensial adalah mencari perbedaan atau yang kontras data ini dicari dengan melakukan observasi, wawancara, dan studi dokumen.
Analisis Tema Budaya
Analisis tema budaya merupakan kelanjutan dari analisis domain, analisis taksonomi, analisis komponensial, dari analisis ketiga ini, maka akan mendapat konstruksi bangunan yang utuh yang menjelaskan tentang setting sosial yang selama ini kabur, dengaan adanya analisis ini maka aka menjadi terang.
Analisis data dalam PTK yang dikemukakan oleh keduanya, merupakan teknik umum yang digunakan dalam menganalisis data kualitatif yang diperoleh dari lapangan, untuk itu penulis merekomendasikan kepada peneliti kualitatif untuk menggunakan salah satu teknik yang penulis kemukakan.

INSTRUMEN UKUR DALAM PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Suatu instrumen atau alat ukur harus berdasarkan pada teori yang relevan tentang sesuatu hal yang akan diukur. Dengan kata lain instrumen ukur harus berdasarkan teori yang relevan dan baru. Karena harus bertolak dari teori, maka dalam penyusunan instrumen ukur harus dimulai dari definisi konseptual dan definisi operasional dari variabel-variabel yang akan diukur. Dari definisi operasional, peneliti dapat memperoleh indikator-indikator yang spesifik yang terdapat dalam suatu konsep.
Seperti yang telah diuraikan diatas, sebelum instrumen ukur dibuat peneliti harus menetapkan definisi konseptual berdasarkan teori-teori yang relevan, kemudian menetapkan definisi operasional berdasarka definisi konseptual. Setelah indikator-indikator diperoleh, kegiatan selanjutnya dalam menyusun kisi-kisi instrumen ukur. Berikut ini disajikan contoh lengkap tentang instrumen ukur “Stres pekerjaan guru”.
Contoh :
Definisi konseptual stress pekerjaan guru
Stres pekerjaan guru adalah ketegangan yang dirasakan guru sehubungan dengan interaksinya dengan tuntutan lingkungan pekerjaannya.
Definisi operasional stress pekerjaan guru
Stres pekerjaan adalah ketegangan yang dirasakan guru sehubungan dengan interaksinya dengan tuntutan lingkungan pekerjaannya yang tercermin dalam ketegangan psikologis, ketegangan perilaku, dan ketegangan kognitif, yang lebih spesifik terwujud dalam indikator:
Ketidak-puasan kerja
Rendahnya komitmen terhadap organisasi
Keterlibatan kerja rendah
Harga diri terganggu
Kehabisan tenaga
Emosi
Depresi
Ketidak hadiran
Kepindahan
Menurunnya kinerja
Kesalahan kerja
Kecilnya partisipasi dalam pengambilan keputusan
Sulit berkonsentrasi
Pelupa
Berdasarkan ciri-ciri spesifik stres pekerjaan yang diuraikan dalam definisi operasional tersebut maka ditemukan indikator-indikator yang dapat dikembangkan sebagai kisi-kisi variabel stres pekerjaan itulah maka dapat disusun instrumen pengukuran dalam bentuk kuisioner dengan menyajikan pertanyaan yang jawabannya berbentuk skala pilihan yang berbobot atau nilai 1-4. Dari jawaban responden akan diperoleh skor jawaban sesuai dengan tingkatan skala yang dipilihnya. Jadi singkatnya, skor yang diperoleh dari hasi pengisian instrumen berupa kuisoner berskala empat yang menggambarkan stres pekerjaan yang tercermin dalam nilai-nilai yang menggambarkan ketegangan psikologis, ketegangan perilaku dan ketegangan kognitif yang dirasakan guru.
Penyusunan instrumen stres pekerjaan guru
Dalam penelitian ini berdasarkan definisi operasional diatas, peneliti dapat memperoleh sejumlah indikator dari variabel stres pekerjaan guru yang merefleksikan ketegangan yang dirasakan guru yang dirinci berupa :
Dimensi psikologis, dengan indikator:
Ketidak-puasan kerja
Rendahnya komitmen terhadap organisasi
Keterlibatan kerja rendah
Harga diri terganggu
Kehabisan tenaga
Emosi dan depresi
Dimensi kognitif, dengan indikator:
Kecilnya partisipasi dalam pengambilan keputusan
Sulit berkonsentrasi dan pelupa.
Dari tiap indikator variabel stres pekerjaan guru tersebut peneliti dapat menyusun instrumen dengan indikator-indikator tersebut sebagai seperangkat butir pertanyaan dalam instrumen yang relevan dengan karakteristik atau konstruk variabel stres pekerjaan yang dinyatakan dalam definisi operasional tersebut diatas. Instrumen ukur stres pekerjaan yang sudah baku yang disebut Ocupational Stress Inventory-Revisi (OSI-R) dari Osipow (1998) dijadikan acuan dalam menyusun pertanyaan butir instrumen. Setiap pertanyaan butir instrumen berada pada rentang skor dari yang tertinggi hingga yang terendah dalam urutan jenjang skor 4, 3, 2, dan 1.
Kisi-kisi instrumen variabel stres pekerjaan guru
Kisi-kisi dengan butir-butir instrumen dari variabel stres pekerjaan guru mengandung 14 indikator seperti disajikan pada tabel berikut ini:
DIMENSI INDIKATOR BUTIR-BUTIR PERTANYAAN
NOMOR BUTIR JUMLAH
1. psikologis (psycological) 1. ketidak puasan kerja 1, 8, 17 3
2. rendahnya komitmen terhadap organisasi 2, 9, 13 3
3. keterlibatan kerja rendaah 3, 10 2
4. harga diri terganggu 4 1
5. kehabisan tenaga 5, 14 2
6. emosi 6, 11, 15, 18 4
7. depresi 7, 12, 16, 19, 20 5
2. perilaku (behavioral) 1. ketidak hadiran 21, 25 2
2. kepindahan 22, 26 2
3. kinerja menurun 23, 27 2
4. kesalahan kerja 24, 28 2
3. kognitif (cognitive) 1. kecilnya partisipasi dalam pengambilan keputusan 29, 31, 33, 35 4
2. sulit berkonsentrasi 30, 32 2
3. pelupa 34 1
JUMLAH 35

Kalibrasi instrumen stres pekerjan guru
Instrumen yang digunakan sebagai alat ukur stres pekerjaan guru disusun dalam bentuk butir-butir pertanyaan yang berbentuk pilihan ganda, yang berjumlah 35 butir pertanyaan. Sebelum diujicobakan, terlebih dahulu diperiksa oleh pakar guna diperiksa kesahihannya. Kalibrasi atau uji coba instrumen ukur dilakukan terhadap 30 orang guru yang diambil dari sekolah tempat peneliti bertugas.
Pengujian Validitas
Tipe validitas yang digunakan adalah validitas butir, dimana teknik analisisnya menggunakan kefisien korelasi produk momen Pearson, dengan rumus sebagaimana dikutip Sudjana (1986:244) berikut:
r = n∑ (XiYi) – (∑Xi)(∑Yi)
√({n∑Xi^2-(∑Xi)^2 }{n∑Yi^2-(∑Yi)^2})

Kriteria yang digunakan untuk menguji kesahihan butir ditetapkan sebagai berikut :
Jika rbutir > rtabel dengan α = 0,05 maka butir pertanyaan dianggap valid (sahih)
Jika rbutir < rtabel dengan α = 0,05 maka butir pertanyaan dianggap tidak valid (tidak sahih).
Perhitungan Reliabilitas
Dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan untuk menentukan kekuatan atau keterandalan (reliabilitas) instrumen stres pekerjaan guru adalah menggunakan rumus Alpha Cronbach, yaitu:
rtt = [k/(k-1)][(∑δ_b^2)/(δ_t^2 )]
dimana :
rtt : koefisien reliabilitas instrumen
k : jumlah butir yang valid
∑δ_b^2 : varians total butir
δt2 : varian total

Walaupun dalam PTK validitas dan reliabilitas instrumen ukur tidak terlalu menjadi perhatian, namun tidak ada salahnya jika anda memiliki kemampuan dalam menyusun instrumen ukur yang baik dan benar.

CONTOH PROPOSAL PTK BAB III

“Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa SDN Cerdas Istimewa Pada Mata Pelajaran PKn Melalui Aplikasi Model Pembelajaran Role Playing”

Subjek dan Objek Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini di set untuk siswa kelas SDN CERDAS ISTIMEWA yang diselenggarakan pada semester ganjil tahun akademik 2011/2012. Oleh karena itu subjek penelitian adalah siswa kelas V SDN Cerdas Istimewa.
Sedangkan objek penelitian adalah berupa variabel yang diselidiki dalam rangka memecahkan permasalahan yang telah dirumuskan dimuka, terdiri dari :

Siswa SDN Cerdas Istimewa Guru
Perhatian siswa Stimulus berupa skenario yang menarik dan relevan dengan tujuan dan materi ajar yang akan ditampilkan.
Kelompok belajar dan pemahaman kompetensi yang akan dicapai Pembentukan kelompok dan penjelasan kompetensi yang ingin dicapai.
Melakonkan skenario Pengamatan langsung terhadap siswa yang melakonkan skenario, dan pembuatan catatan penting.
Diskusi tentang hasil pementasan skenario Komentar dan pemberian kesimpulan umum
Menyimpulkan hasil diskus Komentar dan pemberian kesimpulan umum
Penguasaan kompetensi Soal yang konsisten dengan tujuan pembelajaran dan kompetensi yang ingin dicapai


Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu penelitian yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah 4 bulan mulai dari tahap persiapan pada bulan agustus 2011 sampai dengan tahap pengiriman laporan akhir pada bulan november 2011.
Sedangkan tempat pelaksanaan penelitian ditetapkan di SDN Cerdas Istimewa sesuai dengan jadwal pelajaran, dan sesuai dengan kesepakatan dengan tim peneliti dan kepala SDN Cerdas Istimwa.

Prosedur Penelitian
Prosedur PTK ini di desain untuk 3 (tiga) siklus, dimana tiap-tiap siklus dilaksanakan dalam 3 kali tatap muka. Rencana tindakan pada masing-masing siklus dalam PTK ini dibagi dalam 4 kegiatan, yaitu: (1). Perncanaan, (2) implementasi tindakan, (3) observasi dan evaluasi, dan (4) analisis dan refleksi.


Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini kegiatan yang dilakukan berupa persiapan-persiapan yang terdiri dari:
Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
Menetapkan materi bahan ajar. Banyaknya bahan ajar yang harus disusun adalah untuk 9 (sembilan) kali pertemuan.
Menyusun skenario pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran role playing.
Menyusun alat evaluasi berupa test untuk mengetahui respon dan hasil belajar siswa SDN Cerdas Istimewa. Naskah kuis yang disiapkan adalah tiga naskah untuk tiga siklus.
Menyiapkan instrumen ukur berupa kuisioner untuk mengukur motivasi belajar siswa.
Menyiapkan angket untuk memperoleh tanggapan siswa SDN Cerdas Istimewa terhadap model pembelajaran yang diaplikasikan dalam PTK.
Tahap Implementasi Tindakan
Deskripsi tindakan yang dilakukan sesuai dengan judul PTK ini adalah menerapkan model pembelajaran role playing, dimana skenario kerja tindakan meliputi :
Guru menyusun atau menyiapkan skenario yang akan ditampilkan.
Guru menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario 2 hari sebelum kegiatan belajar mengajar.
Guru membentuk kelompok siswa yang anggotanya 5 orang.
Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang akan dicapai.
Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakukan skenario yang sudah dipersiapkan.
Masing-masing siswa duduk dikelompoknya, masing-masing sambil memperhatikan, mengamati skenario yang sedang diperagakan.
Setelah selesai dipentaskan, masing-masing siswa diberikan kertas sebagai lembar kerjaa untuk membahas hasil pementasan.
Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya.
Guru memberikan komentar dan kesimpulan secara umum.
Evaluasi
Penutup

Tahap Observasi dan Evaluasi
Kegiatan observasi dilakukan oleh observer yaitu dua orang guru atau widyasuara dan satu orang dosen yang menjadi mitra kerja dalam PTK ini. Observasi dilakukan pada setiap akhir pertemuan setiap siklus atau sebanyak 3 kali selama PTK berlangsung. Variabel yang diobservasi dengan menggunakan lembar observasi meliputi kualitas tentang:
Perhatian siswa SDN Cerdas Istimewa dalam mengikuti sajia bahan ajar atau skenario dari awal hingga akhir pelajaran.
Pemahaman siswa SDN Cerdas Istimewa terhadap tujuan dan manfaat materi bahan ajar yang disajikan dan tugas-tugas yang harus diselesaikan selama pembelajaran.
Ingatan materi prasyarat yang menguhungkan antara pengetahuan yang lama dengan pengetahuan yang baru yang akan dipelajari.
Persepsi terhadap materi pelajaran yang berupa pokok-pokok materi bahan ajar yang penting dan bersifat kunci.
Kesulitan belajar dan hambatan siswa SDN Cerdas Istimewa dalam mencapai tujuan pembelajaran atau menguasai kompetensi yang ditetapkan.
Sedangkan kegiatan evaluasi dimulai dengan melakukan tes formatif pada setiap akhir kegiatan pembelajaran dan pemberiaan tes pada setiap akhir siklus. Variabel yang diukur kegiatan ini meliputi:
Respon siswa SDN Cerdas Istimewa sebagai tampilan unjuk kerja yang menggambarkan apakah siswa SDN Cerdas Istimewa telah mencapai penguasaan kompetensi pada setiap akhir kegiatan pembelajaran.
Hasil belajar siswa SDN Cerdas Istimewa setelah mengikuti kegiatan utuh satu siklus.
Analisis dan Refleksi
Hasil kegiatan observasi dan evaluasi diatas, selajutnya dianalisis dengan menggunakan pola sebagai berikut:
Hasil observasi dan evaluasi pada masing-masing siklus dipandang sebagai akibat.
Dari akibat tersebut kemudian dianalisis faktor sebab.
Dari sebab tersebut selanjutnya ditelusuri akar sebab.
Hasil analisis diatas menjadi dasar dalam penyusunan refleksi yaitu memikirkan upaya apa yang perlu dilakukan untuk mengatasi akar sebab yang ditemukan. Hasil refleksi ini akan menjadi dasar dalam merencanakan tindakan yang akan diterapkan untuk siklus selanjutnya.
Secara skematis prosedur penelitian disajikan pada gambar berikut :
PROSES BELAJAR PERISTIWA PEMBELAJARAN
Perhatian siswa Memilih skenario




Pemahaman Kompetensi Menjelaskan kompetensi

Melakonkan skenario Pengamatan langsung
revisi
Diskusi pementasan
Memimpin diskusi
refleksi

Menyimpulkan hasil diskusi Memberi komentar dan kesimpulan umum

revisi
Menguasai kompetensi Menilai pencapaian kompetensi





Teknik Pengumpulan Data
Data yang dibutuhkan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini diperoleh dengan instrumen ukur tes untuk memperoleh data hasil belajar, dan instrumen ukur kuesioner untuk memperoleh data motivasi belajar.
Berdasarkan definisi konseptual dan definisi operasional variabel yang diteliti, maka instrumen ukur hasil belajar dan instrumen ukur motivasi belajar disusun berdasarkan kisi-kisi sebagaimana disajikan pada tabel 1 dan tabel 2 berikut;
Tabel 1 Kisi-kisi instrumen ukur Hasil Belajar Siswa
Dimensi Indikator Butir Pertanyaan
Nomor Butir Jumlah
1. Kognitif 1. Pengetahuan 1, 2, 3 3
2. Pemahaman 4, 5, 6 3
3. Penerapan 7, 8 2
4. Analisis 9, 10 2
5. Sintesis 11, 12 2
6. Evaluasi 13 1
2. Sikap 1. Penerimaan 14, 15 2
2. Penghargaan 16, 17 2
3. Pengorganisasian 18, 19 2
4. Karakterisasi 20, 21 2
3. Psikomotor 1. Persepsi 22, 23 2
2. Kesiapan 24, 25 2
3. Respon 26, 27, 28 3
4. Adaptasi 29 1
5. Originasi 30 1
Jumlah 30

Tabel 2 Kisi-kisi instrumen ukur Motivasi Hasil Belajar
DIMENSI INDIKATOR DESKRIPTOR JUMLAH BUTIR NOMOR BUTIR

Motivasi Intrinsik 1. Aktivitas Belajar Tinggi a. Bekerja mandiri 1 1
b. Belajar diluar waktu sekolah 1 2
c. Penyusunan jadwal belajar 1 3
d. Mengulang pelajaran dirumah 1 4
2. Tekun dalam mengerjakan tugas a. Mencari bahan atau sumber bacaan 1 5
b. Memeriksa kelengkapan tugas 1 6
c. Mengerjakan tugas tepat waktu 1 7
d. Tidak mudah bosan 1 8
e. Memperbaiki tugas 1 9
f. Terus bekerja 1 10
3. Ulet dalam menghadapi kesulitan a. Mengajukan pertayaan pada guru 1 11
b. Bertanya pada teman 2 12, 13
c. Belajar bersama 1 14
d. Diskusi 2 14,16
Motivasi Ekstrinsik 1. Adanya informasi dari guru a. Memberi tujuan belajar 1 17
b. Menjelaskan melalui contoh 1 18
c. Menuliskan hal-hal yang dianggap penting 1 19
d. Memberi tahu cara 1 20
e. Menunjukkan buku yang berkaitan 1 21
2. Adanya umpan balik a. Memberi informasi hasil ulangan 3 22, 23, 24
b. Memberi komentar terhadap tugas latihan/ PR 1 25
c. Memberi kesempatan bertanya 1 26
3. Adanya penguatan a. Memberikan pujian 1 27
b. Memberikan saran pemecahan 1 28
c. Menunjukkan cara mempelajari 1 29
d. Membantu menemukan cara-cara menarik kesimpulan 1 30

Teknik Analisis Data
Data dianalisis dengan menggunakan teknik persentase dan sebagai tambahan, dalam PTK ini akan juga dilihat hubungan antara motivasi belajar (variabel x) dengan hasil belajar (variabel y) dengan menggunakan alat analisis statistik sederhana. Rumus yang digunakan adalah korelasi produk momen sebagai berikut :
rxy = n∑XY – (∑X)(∑Y)
√({n∑X^2-(∑X)^2}{n∑Y^2-(∑Y)^2})
Dimana:
Rxy : koefisien korelasi
N : jumlah subjek
X : jumlah skor variabel x
Y : jumlah skor variabel y
∑x2 : jumlah skor variabel x dikuadratkan
∑Y2 : jumlah skor variabel y dikuadratkan
∑XY : jumlah skor hasil kali skor X dengan skor Y

Kriteria Keberhasilan
Yang menjadi kriteria keberhasilan dalam PTK ini adalah jika nilai rerata variabel yang diukur oleh kuesioner motivasi (variabel motivas) mencapai kualitas minimal “tinggi”, dan variabel yang diukur dengan lembaran tes (variabel hasil belajar) mencapai nilai rerata 75 dalam skala 10-100, yang berarti tingkat penguasaan kompetensi minimal 75%.
Indikator keberhasilan, baik dari siswa SDN Cerdas Istimewa maupun guru penyaji atau peneliti adalah sebagai berikut:
No VARIABEL INDIKATOR KEBERHASILAN
SISWA SDN CERDAS ISTIMEWA GURU PENELITI
1. Pemilihan skenario yang menarik dan relevan perhatiannya meningkat (tertarik, menyenangkan, semangat) sehingga muncul motivasi yang tinggi untuk mempelajari skenario adanya stimulus berupa skenario yang menarik dan relevan dengan tujuan danmateri ajar yang akan ditampilkan
2 pembentukan kelompok dan penjelasan kompetensi terbentuknya kelompok belajar dan siswa memahami kompetensi yang akan dicapai membentuk kelompok dan menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai secara jelas
3 melakonkan skenario yang telah di persiapkan mampu melakonkan skenario yang telah dipelajari sebelumnya didepan kelas memberikan pengamatan langsung terhadap siswa yang melakonkan skenario, dan membuat catatan penting
4 pembahasan hasil pementasan skenario mampu melakukan diskusi tentang hasil pementasan skenario mampu memimpin diskusi dan menilai aktivitas diskusi siswa
5 penyampaian kesimpulan mampu menyimpulkan hasil diskusi yang dituangkan dalam lembaran kerja mampu memberikan komentar dan memberikan kesimpula umum
6 evaluasi penguasaan kompetensi minimal 75%(nilai rerata hasil belajar minimal 75/b+) ketersediaan soal yang konsisten dengan tujuan pembelajaran dan kompetensi yang ingin dicapai

Kuesioner Motivasi Belajar
Penjelasan:
Kuesioner ini terdiri dari 30 item pernyataan, bertujuan mengukur motivasi belajar siswa setelah diberi perlakuan metode role playing oleh karena itu isilah seluruh kuesioner ini sesuai dengan petunjuk pengisian dibawah.
Apa yang anda isi tidak ada kaitannya dengan nilai anda, oleh karena itu isilah setiap item pertanyaan dengan seuur-jujurnya sesuai denga apa yang anda alami, rasakan, dan lakukan setelah mengikuti pelajaran dalam tiga pertemuan terakhir.
Pastikan anda telah mengisi seluruh pernyataan dalam kuesioner ini.

Petunjuk Pengisian:
Isilah dengan check (√) pada kolom dari setiap nomor pernyataan yang paling sesuai dengan apa yang anda alami. Pengertian yang ada pada kolom tersebut adalah sebagai berikut:
SL : Selalu (selalu dilakukan)
SR : Sering (lebih banyak dilakukan dari pada tidak dilakukan)
KK : Kadang-kadang (sama banyaknya antara dilakukan dan tidak dilakukan)
JR : Jarang (lebih banyak tidak dilakukan daripada dilakukan)
TP : Tidak Pernah (sama sekali tidak dilakukan)
No PERNYATAAN JAWABAN ANDA
SL SR KK JR TP
1 Saya belajar dan mengerjakan tugas pelajaran PKn secara mandiri
2 waktu senggang diluar jam sekolah saya manfaatkan untuk belajar
3 jadwal belajar dirumah saya buat sendiri dan saya laksanakan tepat waktu
4 saya menyediakan waktu khusus untuk mengulang pelajaran yang sudah diajarkan disekolah
5 saya berusaha mencari sumber bacaan yang dianjurkan guru
6 sebelum tugas dikumpulkan saya memeriksa apakah sudah lengkap atau belum
7 saya mengerjakan tugas atau pekerjaan rumah (PR) tepat waktu
8 saya tidak mudah bosan jika belajar tentang mata pelajaran PKn
9 jika tugas atau PR yang diberikan guru ternaya saya kerjaka salah saya berusaha untuk memperbaikinya sampai benar
10 saya akan terus bekerja menyelesaikan tugas atau PR yang diberikan guru sampai benar-benar sempurna
11 saya mengajukan prtanyaan kepada guru jika materi yang diajarkan guru belum jelas
12 saya bertanya kepada teman yang lebih mengerti tentang materi pelajaran yang belum saya mengerti
13 saya tidak merasa malu jika saya harus bertanya kepada siapapun
14 aya belajar bersama dengan teman-teman untuk mengerjakan tugas yang sulit
15 jika guru membentuk kelompok belajar saya menginginkan jadi ketua kelompok
16 saya suka menjadi pemimpin dalam diskusi kelompok
17 jika guru PKn sebelum pelajaran dimulai menjelaska kompetensi yang akan dicapai, saya berusaha memahaminya dan berkeinginan untuk mencapainya
18 jika guru PKn menjelaskan materi pelajaran diselingi dengan contoh, saya terdorong untuk memberikan contoh lain
19 jika guru PKn menulis catatan penting dipapan tulis saya segera menyalinnya kedalam buku saya
20 jika guru Pkn memberi tahu cara mengerjakan tugas saya mencatat cara-caranya dan mencoba menerapkannya ketika belajar dirumah
21 jika guru PKn menunjukkan buku-buku yang perlu dibaca saya berusaha mencari dan membacanya
22 jika guru PKn mengumumkan hasil ulangan didepan kelas saya lebih bersemangat lagi dalam belajar
23 jika nilai hasil ulangan saya rendah saya berkeinginan kuat untuk mencapai nilai yang tinggi pada ulangan berikutnya
24 jika nilai hasil ulangan saya tinggi saya berusaha mempertahankan dengan belajar lebih keras lagi
25 jika guru PKn mengembalikan tugas dengan beberapa catatan saya berusaha memperhatikan catatan tersebut untuk perbaikan pada tugas selanjutnya
26 jika guru PKn memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya saya memanfaatkan kesempata tersebut untuk bertanya
27 jika guru PKn memberikan pertanyaan saya berusaha menjawabnya sebelum teman lain menjawabnya
28 jika guru PKn memberikan pujian terhadap pertanyaan, jawaban, tugas, dan hasil ulangan saya semangat belajar saya semakin meningkat
29 jika guru PKn memberikan saran kepada saya maka saran tersebut selalu saya ingat dan saya berusaha melaksanakan saran tersebut
30 jika guru PKn membantu saya bagaimana cara menarik kesimpulan tentang materi yang sedang dibahas, maka cara tersebut saya gunakan dalam pembahasan materi lain


BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Yang harus diuraikan pada bagian ini meliputi subjek dan objek penelitian, waktu, dan tempat penelitian, dan yang sangat oenting dan harus ditulis secara rinci adalah prosedur penelitian. Pada bagian ini juga anda diminta menjelaskan bagaimana anda memperoleh data atau teknik pengumpulan data, instrumen ukurnya apa termasuk menyajikan kisi-kisi, analisis datanya menggunakan rumus siapa, kriteria penafsirannya dan kriteria keberhasilan PTK ini seperti apa.